Penyelenggaran berhasil, karena seluruh pertandingan sudah dianggap sah, Juara Dunia baru sudah dimunculkan. Tetapi apakah cukup begitu saja ? Tentunya para penggila menginginkan ada cerita yang asyik dan panjang untuk diperdebatkan. Kalau hanya man of the match, tim ideal dunia berbagai versi, prediksi pertandingan, pemain dengan level tinggi klub Eropa tak cukup untuk untuk memenuhi keinginan itu. Pantas kalau Piala Dunia kali ini salah satu yang tidak mengesankan.
Bahwa tim tim ideal berbagai versi, lintas generasi dan negara adalah asyik asyik saja dilakukan banyak pihak. Bahwa pilihan komposisi tim adalah karena pemainya istimewa di bidang ini dan itu sah sah saja. Maka saya yang merasa masih menggilai bola juga ingin seperti mereka yang pasang pemain dan pola.
Agak berbeda dengan yang lain, karena tim "besutan " saya sudah membuktikan ke "juara " anya, tidak ada lintas generasi dan negara. Tim I adalah Belanda, Juara Eropa 1988. Tim II adalah Jerman Barat, Juara Eropa 1980. Tim I sudah membuktikan praktek sepak bola sangat positif, siapapun anda, jika anda pemain, anda bergairah terlibat dan maksimal di setiap keadaan, menyerang atau diserang. . Tim I hebat mendapat lawan yang sebenarnya lebih hebat, Uni Sovyet. Butuh skill, kecerdasan, mental dan fisik super untuk mempraktekan "kelakuan "Tim I ini. Mungkin tim ini cocok sebagai referensi kesebelasan bola dan dibandingkan dengan tim tim juara yang lain.
Tim II, Jerman Barat, di final menghadapi tim dengan generasi terbaiknya Belgia. Malam itu saya tonton sendirian lewat TV, begadang, padahal paginya saya akan dikhitan. Saya belum mengerti betul saat itu. Tetapi saya melihat Jerman Barat bermain bola seperti kompetisi lokal mereka yang menarik. Beruntung saya melihat manusia yang termaksimal pertandingan itu, Bernd Schuster. Maksimal karena membuat permainan tim menjadi hal yang sangat disesalkan kalau tak juara.