Ordinary Man
Bukan sosok yang hebat setelah memaksakan mereview diri saya sendiri. Narsis yang menghinggap di diri ikut larut dalam waktu - waktu yang saya jalani. Penyakit satu ini ternyata adalah jenis akut dan setia. Bersukurlah saya, karena yang terjadi pada diri saya sekarang ini ternyata adalah keadaan yang terbaik. Ketika akan dan sudah dilahirkan, tidak pernah ada tawaran memilih mau jadi apa kelak kita nanti. Artinya saya tak bisa memilih jadi jeng Paris Hilton, yang berlimpah materi cukup dengan dilahirkan saja. Atau jadi bagian dinasti Baron Rothchilds yang beli apa saja di dunia bisa kesampaian, konon bisa biayai perang dunia ( kecuali beli waktu dan kematian ). Saya harus pandai menikmati betapa biasanya saya. Kalaupun lebih dari biasa menurut orang lain, itu bukan semata mata karena kehebatan saya. Sang Pencipta lah yang mengijinkan.
0 komentar:
Posting Komentar